asmiraliaa
2 min readAug 12, 2023

Melihat jendela pendidihan global lebih dekat

Original pict

Hari ini sejumlah organisasi memberikan klaim pada kondisi lingkungan, bukan lagi krisis iklim, tetapi "pendidihan global"

PBB menyebut bahwa Bumi bukan lagi mengalami masa pemanasan global, namun pendidihan global. Untaian kata itu tentu bersumber pada paparan banyak ilmuwan terkemuka yang kajiannya dapat mudah ditemukan di internet.
Pendidihan global bukan berarti suhu bumi berada di 100 derajat celcius sehingga bisa mendidihkan air, namun kata pendidihan global dipilih untuk menggambarkan krisis iklim yang lebih parah.

Hal ini tercermin dari banyaknya fenomena berbahaya yang terjadi, seperti musim panas di belahan bumi utara, El Nino yang ekstrim, suhu bumi yang semakin panas dan fenomena cuaca ekstrim.

Saya pun kadang merasa tidak enak hati karena menggunakan pesawat sebagai moda transportasi saya belakangan ini untuk berangkat kemana saja.

Hal yang saya rasakan di utara Makassar tentu case nya berbeda dengan bagian kota yang lain. Mungkin disini saya sangat tersiksa dengan banjir saat hujan, dan kekeringan. Di belahan daerah lain, sebut saja ibukota dan sekitarnya dengan polusi udara yang sangat mematikan.

Saya kadang merasa malas ke Jakarta karena melihat polusi itu, namun terlalu banyak alasan yang membuat saya sering ke Jakarta beberapa hari ini.

Di Jakarta, saya menemukan beberapa kelompok solidaritas perempuan yang melawan penggusuran, begitupula di pesisir utara Makassar yang memilih menjadi nelayan namun profesinya tidak diakui pada saat membuat kartu keluarga, dan diganti menjadi ibu rumah tangga.

Kerap kali perempuan menjadi kaum minoritas dalam satu wilayah, meskipun berjaya pada wilayah lainnya.

Kerap kali perempuan menjadi second liner, meskipun di beberapa wilayah telah dianggap setara dalam persamaan hak nya.

Kerap kali ada perempuan yang merasa perlu berteriak untuk menyuarakan pendidihan iklim karena mereka merasa terbakar dengan ketimpangan yang mereka dapat, mereka membutuhkan air bersih yang lebih banyak, atau akses pendidikan yang lebih luas.

Media seringnya memframing subjek sebagai hal yang perlu diglorifikasi atau dikomersialisasi untuk kebutuhan media.

asmiraliaa
asmiraliaa

Written by asmiraliaa

from limited story to unlimited action

No responses yet